Senin, 06 Oktober 2014

Contoh Konflik Suara Hati dan Lembaga Normatif

Mata Kuliah      : ETIKA
Dosen               : Viktor Randa Fuang, S.H, MKn, MTh
Semester          : 1 A
Fakultas            : HUKUM

Soal :

Carilah contoh konflik antara Suara Hati dan Lembaga-lembaga Normatif?

Jawab :

·        Suara hati ialah kesadaran seseorang akan kewajiban dan tanggung jawab seseorang itu sebagai manusia dalam situasi konkret.
·        Lembaga Normatif ada 3 bentuk, yaitu :
1.Institusi masyarakat (keluarga, sekolah, agama, negara), 
2.Superego 
3.Ideologi.

Contoh konflik antara suara hati dan lembaga-lembaga normatif :

Di dalam sebuah pengadilan, ada seorang Hakim yang jujur. Ketika Pak Hakim mau pensiun, pak hakim ditawari sejumlah uang besar dari kliennya jika saja Pak Hakim ini mau membebaskan tersangka korupsi yang ditanganinya. Pak Hakim memutuskan untuk menerima uang itu karena memang sangat membutuhkannya,  selain untuk membeli rumah bagi tempat tinggalnya nanti jika harus meninggalkan rumah dinasnya, Pak Hakim juga masih harus membiayai dua anaknya yang sedang duduk di bangku kuliah. Memang tidak ada seorang pun yang tahu tentang “kecurangan” yang dilakukannya.Tetapi sepanjang masa pensiunnya, Pak Hakim menyesali perbuatannya itu di akhir masa tugasnya sebagai orang yang telah menodai kesetiaan dan kejujurannya sepanjang 35 tahun pengabdiannya bagi dunia pengadilan.

Dari contoh kasus diatas dapat dikatakan bahwa suara hati Pak Hakim tersebut tau bahwa tindakan yang dia lakukan salah dan merugikan dirinya sendiri. Tapi ini semua terbelit dengan keadaan yang berpengaruh di sekitar nya sehingga Pak Hakim ini mengambil sebuah keputusan yang membuat dirinya menyesal di akhir masa tugasnya. Memang niatnya yang dilakukan pak hakim ini baik, tapi pak hakim ini salah dalam bertindak dan mewujudkan keinginannya tersebut. Pada dasarnya, aturan-aturan yang ada di luar dari kita (lembaga normatif) tidak berhak untuk mengikuti apa kata hati kita. Kita tetap harus memperhatikan apa yang mereka kemukakan untuk kita dan seringkali pendapat mereka kita ikuti seperti halnya yang di lakukan oleh pak hakim ini. Pak hakim menyadari bahwa dalam melakukan sesuatu yang diberikan seseorang untuk kepentingan pribadi dengan cara yang salah,merupakan pertentangan atas hati nuraninya (suara hati). Atas tindakan yang dilakukan oleh pak hakim ini, pak hakim ini pun merasakan ganjaran atau akibat dari yang dia lakukan yaitu perasaan menyesal yang mendalam bagi dirinya sendiri. Kesetiaan dan kejujurannya yang sudah dibinanya dari nol hingga berakhir nya masa tugasnya menjadi sia-sia dan tidak memiliki makna yang baik untuk selalu dia kenang.  Bagaimana pun juga lembaga normatif dan mereka semua yang memperngaruhi pak hakim tidak bisa menghapus tanggung jawab nya untuk menuntaskan dan menyelesaikan apa yang sudah terjadi, dengan kata lain pak hakim harus menanggung resiko dari apa yang dia perbuat dan bertanggung jawab atas apa yang dia perbuat. Maka dari itu konflik dalam batin pak hakim secara moral akhirnya menyesal dengan perbuatannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar